Saat
itu kebetulan saya lagi dalam perjalanan dari kota Bontang menuju
Samarinda. Ditengah perjalanan ada beberapa wisata yang menjadi
kebanggaan dari daerah ini. Ada wisata alam serta desa budaya yang
sangat kental dengan adat dan upacara suku Dayak. Suku Dayak
merupakan suku asli Kalimantan. Solo traveling…?? Bagi yang belum
pernah mungkin akan menjadi sesuatu yang menakutkan karena disini
hanya kita yang akan menentukan kemana kita akan menuju dan apa yang
kita lakukan semuanya bisa menjadikan sesuatu yang akan sangat
menyenangkan bahkan sebaliknya akan menjadikan sesuatu yang
membosankan. Pagi ini persiapan terakhir yaitu mengecek kondisi
kendaraan.
Setelah kiranya cukup, mulailah perjalanan hari ini. Udara dingin
yang masih menyelimuti sebagian jalan di kota Bontang ini menyambut
perjalananku. Tempat pertama yang ingin saya kunjungi adalah Tugu
Equator yang mana ada dua tempat yang pertama saya lewati ini yang
ada di gerbang masuk di Kota Bontang dan yang ada di daerah Santan
Ulu yang masuk dalam wilayah Kutai Kartanegara. Lokasinyapun sangat
strategis karena letaknya tidak jauh dari jalan utama provinsi yang
menghubungkan Bontang-Samarinda. Jaraknya hanya beberapa ratus meter
aja dari jalan raya bahkan yang ada di Bontang tak kurang dari 5m
kita sudah sampai di bangunannya. Di sini garis Equator ditandai
dengan sebuah bangunan yang tingginya ±10 m yang dapat menampung
sekitar 10-15 orang.
Bangunan tersusun rapi oleh kayu ulin serta ukiran-ukiran khas Kalimantan di setiap tiangnya dan di
bawahnya terdapat beberapa tanda yang menunjukkan jarak ke kota-kota
besar di dunia seperti jarak dari tugu ini ke Jakarta, Singapura,
bahkan jarak ke Washington tertulis disini.
Jarak Bontang-Dubai |
Dan sebuah prasasti
peresmian terdapat d bagian bawah bangunan.
Setelah cukup saya
melanjutkan perjalanan selanjutnya yaitu tugu equator yang ada di
daerah Santan Ulu. Pagi itu sekitar jam 8 WITA saya sampai di Tugu
Equator yang ada di Santan Ulu ini.
Papan nama yang ada di sisi jalan raya |
Hal pertama yang ada dibenakku
saat menginjakkan kaki disini adalah suatu bangunan penanda tengah-tengah Bumi yang begitu menawan. Kondisi bangunannya masih
bagus namun seperti tak ada perhatian dari warga sekitar sehingga
tempat ini sangat sepi.
Tugu Equator yang ada di Santan Ulu, Kukar |
Jalan masuk ke bangunan ini sudah
bagus.
Meskipun di tempat ini untuk sarana parkirnya lumayan luas yang ada
di depan bangunan. Tempat sampah dan toilet tersedia disini sayangnya
saat saya berkunjug tak ada seorangpun disini bangunanpun terkunci
rapat sehingga saya tak tahu apa yang sebenarnya ada di dalam
bangunan ini. Informasipun tak banyak saya dapatkan karena memang di
tempat ini minim sekali akan informasi
sejarah
ataupun informasi-informasi tentang bangunan ini yang biasa ditempat di sebuah mading. Saat itu saya
sempat bertemu dengan salah satu warga yang sedang mengambil air
untuk memasak saya berniat untuk sedikit mengali informasi tentang
tempat ini dan saya sedikit kecewa karena Beliau tidak banyak
tahu tentang
tempat ini. Hanya
sedikit informasi yang saya dapat yaitu disini dua kali dalam setahun
ada suatu perayaan yaitu hari tanpa bayangan. Di desa Santan Ulu ini
kita dapat menikmati fenomena alam itu. Secara ilmiah hari tanpa
bayangan disebut sebagai Transit Utama yakni saat matahari berada di
titik Zenith sebuah tempat. Jika di sebuah tempat tersebut terjadi
hari tanpa bayangan maka matahari tengah singgah tepat di titik atas
wilayah tersebut. Fenomena tersebut memang tak pengaruh apa-apa akan
tetapi di Indonesia hanya terjadi di beberapa tempat yang dilalui
garis khatulistiwa yang salah satunya berada di desa Santan Ulu,
kecamatan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kartanegara. Akhirnya
saya berjalan mengelilingi area bangunan ini. Berharap
ada informasi lain yang saya dapatkan. Dan ternyata hanya
prasasti peresmian yang menyatakan bahwa tugu ini diresmikan tahun
1993 dan sempat ada pemugaran dan renovasi pada tahun 2011 lalu.
Prasasti saat peresmian tahun 1993 |
Prasasti renovasi pada tahun 2011 |
Diatas bangunan ada sebuah symbol anak panah yang ada ditengah-tengah
Bumi yang menandakan arah utara dan selatan.
Setelah cukup
berkeliling di Tugu Equator yang ada di Santan Ulu ini akhirnya saya
melanjutkan perjalanan lagi. Semoga
tempat ini bisa menjadi daya tarik wisata disini karena tak banyak
tugu seperti ini yang ada di Indonesia. Sehingga memiliki daya pikat
untuk pariwisata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar